Tidak Berfungsi Irigasi Di Lambale Jadi Tempat Berkembangnya Nyamuk, Ini Penjelasan Kadis PUPR Butur

Oplus_16908288

Kondisi Irigasi Di Lambale 

SEKILASSULTRA.COM, BUTON UTARA –Pembangunan Jaringan Irigasi Tahap III dan Tahap IV T.A 2021 dan T.A 2022 di Lambale tidak berfungsi Malah menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

Pada tahun 2021 Kabupaten Buton Utara melalui Dinas PUPR mengganggarakan pembangunan Jaringan Irigasi D.I Lambale Tahap III dengan anggaran senilai Rp 10.869.770.000,00 Milyar

dan dikerjakan oleh PT. Fatdeco Tama Waja, yang beralamatkan Jl. Made Sabara No. 9 A Raha Kab. Muna dengan NPWP 02.264.041.1-816.000

Dan pembangunan jaringan irigasi di lambale tahap IV T.A 2022 Melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, Pembangunan Jaringan Irigasi Di Lambale Tahap IV T.A 2022 Sebesar Rp. 8.572.420.000,00

dimenangkan oleh CV. LANDE BERSAUDARA yang beralamatkan Batauga – Buton (Kab) Sulawesi Tenggara dengan NPWP 03.269.520.7-816.000

Pekerjaan Irigasi Tahap III dan Tahap IV diduga tidak bisa difungsikan sehingga untuk mengairi sawah masyarakat seluas 180 Hektar tidak terpenuhi. Dan kondisi irigasi tahap III dan tahap IV di lambale telah dipenuhi rumput liar dan menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

Dampak irigasi yang menjadi sarang nyamuk sangat luas dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dalam hal ini seperti Kesehatan

Seperti Penyebaran penyakit Malaria, dengue, chikungunya, Zika, dan penyakit lainnya. Serta Peningkatan risiko demam berdarah, Penyebaran penyakit kulit seperti eksim dan dermatitis dan Meningkatkan risiko penyakit neurologis seperti ensefalitis.

Kemudian Dampak Jangka Panjang seperti, Resistensi nyamuk terhadap insektisidaz Perubahan perilaku nyamuk, Meningkatkan risiko wabah penyakit dan Dampak pada keseimbangan ekosistem.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya pengendalian nyamuk terpadu, seperti Mengalirkan air irigasi secara teratur.

Sebab, dengan berfungsinya irigasi dengan Baik akan mengurangi Resiko penyakit, meningkatkan hasil pertanian serta meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih.

Pejabat Kepala Dinas PUPR Butur, Jajang menjelaskan bahwa bendungan itu berfungsi dan mengalir airnya.

“Informasi bahwa bendungan tidak berfungsi itu tidak benar,” Ucap Jajang saat dikonfirmasi oleh media sekilassultra.com melalui WhatsApp pada senin 20 januari 2025.

Jadi, selama ini pintu bendungan di Desa Lambale kami tutup karena ada sebagian petani yang lagi tanam palawija, lahannya tidak bisa digenangi air terlalu banyak.

“Oleh karena itu, pintu bendungan ditutup kalau kami buka terus sawah para petani akan kebanjiran,” Ungkapnya.

 

You cannot copy the content of this page