Masyarakat Kepulauan Yang Terabaikan, Sebelah Barat Daratan Muna Barat.

Ilustrasi

SEKILASSULTRA.COM, MUNA BARAT – Ditengah derasnya air yang mengalir di tengah terangnya dunia, masih ada puluhan ribu jiwa yang terpenjara dalam gelapnya malam dan kekeringan kemarau panjang.

Ilustrasi pada gambar ini seakan memperlihatkan kondisi masyarakat Kepulauan Di Kabupaten Muna Barat.

Ada 10 Pulau yang terabaikan dari para pemangku jabatan. Mereka hadir dengan kata-kata seakan menjadi malaikat penolong disaat ada kepentingan semata, setelah itu mereka lenyap seperti butiran debu yang tertaburan dihempas angin sepoi-sepoi.

Apakah mereka tidak layak mendapatkan fasilitas Listrik, Air Bersih dan Jaringan Internet seperti masyarakat lain yang ada di daratan Muna Barat?

Kerasnya kehidupan laut cukup menjadi tantangan terbesar dalam mencari nafkah, ditambah ketidak pastian gelombang menambah kegelisahan mereka dalam mendapatkan hasil laut untuk dijual.

Tetapi dunia seakan tidak perduli dengan kondisi itu, sehingga sekeras apapun ombaknya, seseram apapun badainya, sederas apapun hujannya, bukanlah sebuah penghalang bagi mereka untuk bisa melahirkan pundi-pundi rupiah.

Apa pentingnya nyawa, kendati tidak bertaruh air setetes pun tak bisa di seduh karna airpun harus dibeli, lilin sebatang sebagai pengganti listrik pun harus dibeli, sehingga terpaan ditengah lautan tidak menggetarkan jiwa para nelayan untuk tetap berjuang.

Apakah pemerintah di Era Kemerdekaan, yang sudah menuju Indonesia emas masih sekejam ini? Terus apa bedanya dengan koloni yang menjarah hasil kekayaan tampa ada manfaat bagi pribumi?

Kehadiran desentralisasi menjadi harapan tersendiri bagi masyarakat pinggiran, tetapi dengan perkembangan waktu, justru desentralisasi tidak menjadi kan sistem lebih baik bagi masyarakat Kepulauan Muna Barat.

Apakah Pemerintah Muna Barat, Pemerintah Provinsi Sultra, DPD RI Perwakilan Sultra, DPR RI Perwakilan Sultra Masih layak dianggap sebagai perwakilan suara rakyat?

Apakah kesadaran para pemimpin ini harus di teriaki menggunakan corong perjuangan? Rasa-rasanya harus seperti itu, maka dengan secercak harapan yang ada kita memanfaatkan jalan itu menuju lentera yang tak pernah padam dan menuju dalamnya air yang tak pernah kering.

“Pertanyaannya, Hidup macam apa ini?”

Penulis : Oleh : La Ode Muh Didin Alkindi